Apa standart kemegahan itu menurutmu, dik?
Apa kepemilikan sebuah rumah mewah? Mobil yang power steering keluaran 2015? Lahan perkebunan yang luasnya ratusan hektar? Apa yang tongkrongannya di kafe yang ‘uang duduk’nya saja ratusan ribu? Minuman dan makanannya yang berbandrol setengah jutaan? Atau apa yang sepatu skate yang dikenakannya berharga jutaan rupiah? Yang singletnya saja 300 ribuan?
Kalau itu yang dijadikan standart kemegahan, dik. Maka, abang, kamu dan milyaran orang di dunia ini jauh sekali dari kemegahan itu. Tapi tak mengapa, dik. Kita akan menciptakan kemegahan-kemegahan lain lewat bakat naluriah kita sebagai manusia, dik. Artinya semua dari kita bebas menganggap apa saja yang kita miliki sebagai sebuah kemegahan. Abang harap adik mulai dapat memahami, bahwa kemegahan tidak selalu tentang harta, mewah, meriah, pongah.
Kemegahan, dik. Kalau kita merunut kepada KBBI, kemegahan itu merupakan sebuah keadaan yang maknanya adalah kemuliaan, dik. Sedang kemuliaan itu adalah keluhuran. Dan keluhuran itu selalu berhubungan dengan ‘baik budi’nya kita. Catat ya dik, ini berarti kemegahan itu adalah tentang apa kebaikan yang telah kita berikan. Tentang nilai-nilai ‘luhur’ yang kita aplikasikan dalam kehidupan kita.
Jadi, dik. Jika nanti adik melihat ada seorang ibu-ibu yang kesusahan membawa barang belanjaannya, dan adik membantunya, itu adalah kemegahan. Adik yang dengan senang hati menuntun seorang nenek nan renta yang sedang menyebrang jalan, itu kemegahan. Sampai ketika adik menyingkirkan batu, duri atau lainnya yang membahayakan dari jalan, itu kemegahan, dik.
Abang harap adik sudah paham benar tentang ini, dik. Jika adik sudah menanamkan sikap ‘sederhana’ di dalam hidup adik. Mulai hari ini jangan takut lagi hidup penuh dengan kemegahan. Kalau orang-orang diluar sana masih menganggap kemegahan adalah tentang harta. Biarkan saja dik. Yang penting bagi kita kemegahan adalah tentang pemberian.
Baiklah dik. Abang pamit dulu, hendak memburu kemegahan-kemegahan yang selama ini dibiarkan berserakan. Ingat ya, dik. Kita adalah orang yang hidup sederhana namun penuh dengan kemegahan.
Salam sayang abang. Sampai jumpa di lain waktu.
Apa kepemilikan sebuah rumah mewah? Mobil yang power steering keluaran 2015? Lahan perkebunan yang luasnya ratusan hektar? Apa yang tongkrongannya di kafe yang ‘uang duduk’nya saja ratusan ribu? Minuman dan makanannya yang berbandrol setengah jutaan? Atau apa yang sepatu skate yang dikenakannya berharga jutaan rupiah? Yang singletnya saja 300 ribuan?
Kalau itu yang dijadikan standart kemegahan, dik. Maka, abang, kamu dan milyaran orang di dunia ini jauh sekali dari kemegahan itu. Tapi tak mengapa, dik. Kita akan menciptakan kemegahan-kemegahan lain lewat bakat naluriah kita sebagai manusia, dik. Artinya semua dari kita bebas menganggap apa saja yang kita miliki sebagai sebuah kemegahan. Abang harap adik mulai dapat memahami, bahwa kemegahan tidak selalu tentang harta, mewah, meriah, pongah.
Kemegahan, dik. Kalau kita merunut kepada KBBI, kemegahan itu merupakan sebuah keadaan yang maknanya adalah kemuliaan, dik. Sedang kemuliaan itu adalah keluhuran. Dan keluhuran itu selalu berhubungan dengan ‘baik budi’nya kita. Catat ya dik, ini berarti kemegahan itu adalah tentang apa kebaikan yang telah kita berikan. Tentang nilai-nilai ‘luhur’ yang kita aplikasikan dalam kehidupan kita.
Jadi, dik. Jika nanti adik melihat ada seorang ibu-ibu yang kesusahan membawa barang belanjaannya, dan adik membantunya, itu adalah kemegahan. Adik yang dengan senang hati menuntun seorang nenek nan renta yang sedang menyebrang jalan, itu kemegahan. Sampai ketika adik menyingkirkan batu, duri atau lainnya yang membahayakan dari jalan, itu kemegahan, dik.
Abang harap adik sudah paham benar tentang ini, dik. Jika adik sudah menanamkan sikap ‘sederhana’ di dalam hidup adik. Mulai hari ini jangan takut lagi hidup penuh dengan kemegahan. Kalau orang-orang diluar sana masih menganggap kemegahan adalah tentang harta. Biarkan saja dik. Yang penting bagi kita kemegahan adalah tentang pemberian.
Baiklah dik. Abang pamit dulu, hendak memburu kemegahan-kemegahan yang selama ini dibiarkan berserakan. Ingat ya, dik. Kita adalah orang yang hidup sederhana namun penuh dengan kemegahan.
Salam sayang abang. Sampai jumpa di lain waktu.