Kamis, 29 September 2016

Muslimkah Kita?

Kepada Fir'aun yang sama-sama kita tahu bahwa kejahatannya adalah sejahat-jahatnya kejahatan terhadap Allah dan manusia. Allah tetap saja memerintahkan Nabi Musa dan Harun as. untuk menemuinya dan sekiranya dapat mengingatkannya dengan cara yang lembut barangkali hal itu dapat membuatnya sadar dan takut seperti yang dikabadikan Allah pada surat ath-Thaha ayat 43-44.

Hari ini kita yang mengaku umat Islam yang membangga-banggakan Al-Qur'an. Dan berkata bahwa seharusnya setiap perlakuan kita sehari-hari harus berpedoman terhadap Al-Qur'an. Benar-benar telah menyelisihi 'kalam suci' itu sendiri. Itu merupakan bentuk kemunafikan kita yang sudah tidak bisa kita elakkan lagi saat ini.

Tentang bagaimana kisah-kisah Nabi Muhammad SAW. yang kita akui sebagai tauladan terbaik kita terhadap seorang Yahudi yang setiap hari mengumpat junjungan kita, tapi dengan kasihnya beliaulah orang yang paling peduli dengan seorang Yahudi itu. Bahkan sampai rindu ketika kehilangan 'umpatan' si Yahudi karena sedang sakit. Lalu menjenguknya dan menyuapkan makannya. Sampai ajal orang yang kita akui paling kita cintai itu tiba, sampai Yahudi itu mengucap dua kalimat syahadat. Begitu pesan-pesan yang sampai kepada kita.

Al-Qur'an dan Hadits yang kita akui sebagai buku petunjuk utama kita, kita dustakan sendiri dalam kehidupan kita.

Sekarang, tanya kepada diri sendiri, siapa sebenarnya Allah itu bagi kita? Al-Qur'an dan hadits itu apakah benar menjadi pedoman kita? Siapa sebenarnya orang yang kita akui sebagai Nabi yang bernama Muhammad itu?

Atau muslimkah kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar