Aku sendiri melawan duka; melihatmu tertawa.
Percaya kepada cinta itu niscaya: aku mengikuti kata hatiku yang tertuju padamu.
Aku yakin ini ada hubungannya dengan politik. Kau raih aku dengan perhatianmu.
Sehingga orang-orang memperhatikanmu. Dan aku tertinggal, jauh.
Percaya kepada cinta itu niscaya: aku mengikuti kata hatiku yang tertuju padamu.
Aku yakin ini ada hubungannya dengan politik. Kau raih aku dengan perhatianmu.
Sehingga orang-orang memperhatikanmu. Dan aku tertinggal, jauh.
Tapi tak mengapa, kalau aku
mau, tinggal kukatakan saja pengalamanku denganmu.
Toh orang-orang akan percaya padaku: tentang kemunafikanmu.
Kejayaanku memang kau curi, salahmu sendiri kenapa kau tak buru-buru membunuhku.
Sekarang aku tahu, dan ketahuanku ini senjata yang paling sulit kau lawan.
Tapi akukan baik, sebaik aku menerimamu tanpa berpikir kau akan berkhianat.
Toh gagasanku bisa kuciptakan dengan lebih baik lagi.
Sayang sekali kau begitu cepat meninggalkanku; kalau tidak, sudah kuberikan semuanya padamu. Kebaikanku, akan kukatakan kepada dunia bahwa aku mendukungmu.
Cukupkan? Kau tetap bisa berjaya dengan keringatku ditambah kau mendapat dukunganku.
Tenang saja, ini bukan strategi sebagaimana kau mengenalku yang diam-diam makan dalam. Ini tulus.
Aku hanya akan menunggumu merasakan menjadi aku.
Aku tahu, hal itu tak pernah terpikirkan olehmu.
Dan nanti, ketika itu terjadi, kau akan kembali kepadaku.
Tentu saja, kau tahu hanya aku yang akan menerimamu.
Janjiku; aku mengajakmu menonton panggung pertunjukan orang yang mencuri itu, lalu mendengarkanmu bercerita bagaimana rasanya menjadi pihak yang dikhianati.
Toh orang-orang akan percaya padaku: tentang kemunafikanmu.
Kejayaanku memang kau curi, salahmu sendiri kenapa kau tak buru-buru membunuhku.
Sekarang aku tahu, dan ketahuanku ini senjata yang paling sulit kau lawan.
Tapi akukan baik, sebaik aku menerimamu tanpa berpikir kau akan berkhianat.
Toh gagasanku bisa kuciptakan dengan lebih baik lagi.
Sayang sekali kau begitu cepat meninggalkanku; kalau tidak, sudah kuberikan semuanya padamu. Kebaikanku, akan kukatakan kepada dunia bahwa aku mendukungmu.
Cukupkan? Kau tetap bisa berjaya dengan keringatku ditambah kau mendapat dukunganku.
Tenang saja, ini bukan strategi sebagaimana kau mengenalku yang diam-diam makan dalam. Ini tulus.
Aku hanya akan menunggumu merasakan menjadi aku.
Aku tahu, hal itu tak pernah terpikirkan olehmu.
Dan nanti, ketika itu terjadi, kau akan kembali kepadaku.
Tentu saja, kau tahu hanya aku yang akan menerimamu.
Janjiku; aku mengajakmu menonton panggung pertunjukan orang yang mencuri itu, lalu mendengarkanmu bercerita bagaimana rasanya menjadi pihak yang dikhianati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar