Jangan mau diracuni. Kalau orang-orang islam diejek-ejek, dilecehkan
oleh orang-orang kristen di sebagian tempat di dunia ini. Perhatikanlah
di sekelilingmu, bagaimana hubunganmu dengan tetanggamu yang kristen.
Adakah selama ini kalian memiliki masalah yang berarti? Kalau sudah
berpuluh-puluh tahun kalian hidup rukun, tapi malah harus saling caci
maki karena masalah Jakarta yang dibawa-bawa ke kampung. Percayalah,
orang-orang yang mencoba mengadu domba kalian itu telah berhasil.
Jangan mau diracuni. Kalau tindakan-tindakan tidak manusiawi yang
diterima oleh saudara-saudara muslim kita di Myanmar menyesakkan dada
kalian. Jawaban untuk itu telah selesai di diri dan lingkungan hidup
kalian sendiri. Kalau kalian berpikir itu adalah tindakan yang
dihasilkan oleh ajaran Budha. Semua bisa terbantahkan dengan menilai
sendiri bagaimana selama ini kalian hidup berdampingan dengan
orang-orang budha di tempat tinggal kalian.
Kehebohan Jakarta itu telah mengajarkan kita bahwa kita masih rentan di adu domba, bahwa masih ada sebutir-dua biji kebencian terhadap kelompok lain di luar kita, bahwa kita masih bisa diperalat untuk memuluskan jalan orang-orang rakus mencapai tujuannya.
Sedang Myanmar, kita memang patut bersedih. Itu tindakan biadab yang sangat tidak manusiawi. Saya yakin, siapapun yang masih memiliki rasa kemanusiaan di dalam dirinya bersedih melihat keadaan kaum Rahingya. Mau itu Islam, Kristen, Budha, Hindu, Komunis, Kanan, Kiri, atau apapun, kalau ia 'manusia,' tak mungkin ia setuju terhadap tindakan itu. Kita harus sama-sama menyuarakan keadilan, ini bukan hanya tentang penindasan Umat islam, ini kejahatan kemanusiaan.
Marah-marah itu biasa. Tapi ketika genggaman telah dilepaskan, maka tangan-tangan itu akan memiliki kesempatan untuk saling memukul. Kalau kalian merasakan ada sesuatu yang salah, bicaralah, katakan kepada mereka apa sebenarnya yang benar. Bicaralah sekuat dan sekencang-kencangnya, tapi jangan jadikan itu pemutus persaudaraan, jangan jadikan itu penghancur barisan kita yang kokoh sejak ratusan tahun.
Saling merangkullah, kau tahu sendiri mana sebenarnya yang bisa membuat kita lebih kuat.
Kehebohan Jakarta itu telah mengajarkan kita bahwa kita masih rentan di adu domba, bahwa masih ada sebutir-dua biji kebencian terhadap kelompok lain di luar kita, bahwa kita masih bisa diperalat untuk memuluskan jalan orang-orang rakus mencapai tujuannya.
Sedang Myanmar, kita memang patut bersedih. Itu tindakan biadab yang sangat tidak manusiawi. Saya yakin, siapapun yang masih memiliki rasa kemanusiaan di dalam dirinya bersedih melihat keadaan kaum Rahingya. Mau itu Islam, Kristen, Budha, Hindu, Komunis, Kanan, Kiri, atau apapun, kalau ia 'manusia,' tak mungkin ia setuju terhadap tindakan itu. Kita harus sama-sama menyuarakan keadilan, ini bukan hanya tentang penindasan Umat islam, ini kejahatan kemanusiaan.
Marah-marah itu biasa. Tapi ketika genggaman telah dilepaskan, maka tangan-tangan itu akan memiliki kesempatan untuk saling memukul. Kalau kalian merasakan ada sesuatu yang salah, bicaralah, katakan kepada mereka apa sebenarnya yang benar. Bicaralah sekuat dan sekencang-kencangnya, tapi jangan jadikan itu pemutus persaudaraan, jangan jadikan itu penghancur barisan kita yang kokoh sejak ratusan tahun.
Saling merangkullah, kau tahu sendiri mana sebenarnya yang bisa membuat kita lebih kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar