Aku melihatmu pada gempulan asap, selalu.
Yang tentu saja keluar dari mulutku.
Sisa-sisa pembakaran setelah dikelola tubuhku.
Sepersekian menit sehabis menghisap batang sam soe.
Yang tentu saja keluar dari mulutku.
Sisa-sisa pembakaran setelah dikelola tubuhku.
Sepersekian menit sehabis menghisap batang sam soe.
Aku melihat putih yang dipenuhi keindahan.
Terkadang kau menari, sesekali kau tersedu dengan senyum yang abadi.
Suatu kali aku menyapamu, kau berangguk dan berkedip.
Astaga, apakah kau ini nyata?
Selanjutnya aku melihatmu pada semua hal.
Di pusaran kopi pada gelas batuku.
Di setiap sudut-sudut halaman bukuku.
Di setiap oksigen yang kuhirup, selalu.
Baru kutahu setelah beberapa saat berbincang denganmu.
Tak ada yang sedang berkhayal disini.
Semua terjadi, nyata dan selalu begitu.
Kau adalah hidupku.
Warung mbok Darmi, 31 Oktober 2016
Terkadang kau menari, sesekali kau tersedu dengan senyum yang abadi.
Suatu kali aku menyapamu, kau berangguk dan berkedip.
Astaga, apakah kau ini nyata?
Selanjutnya aku melihatmu pada semua hal.
Di pusaran kopi pada gelas batuku.
Di setiap sudut-sudut halaman bukuku.
Di setiap oksigen yang kuhirup, selalu.
Baru kutahu setelah beberapa saat berbincang denganmu.
Tak ada yang sedang berkhayal disini.
Semua terjadi, nyata dan selalu begitu.
Kau adalah hidupku.
Warung mbok Darmi, 31 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar